Rabu, 12 Januari 2011

Efek Layar Monitor Part I

Aku bukan Nasionalis
Aku bukan Agamais
Aku bukan Kelompok Rahasia
Aku bukan Militer
Aku bukan Politisi
Aku bukan Pejabat Pemerintah
Aku bukan Siti Jenar
Aku bukan Iblis atau Setan
Aku bukan Rumi
Aku bukan Marxis
Aku bukan Bakunin
Aku bukan Hakim Bey
Aku bukan Leninis
Aku bukan Adam Smith
Aku bukan Nazi
Aku bukan Trotkis
Aku bukan Ali Syariati
Aku bukan Keynesian
Aku bukan Neitzchenian
Aku bukan Delleuze dan Guettari
Aku bukan Pengikut Kerajaan
Aku bukan Pramodya Ananta Toer
Aku juga bukan pengagum pemimpin-pemimpin kharismatik dalam sejarah berbagai negara di dunia dan yang ada saat ini

Akulah yang terlahir dan di bekali dengan Akal, mata, telinga, mulut, alat indera, Hati danyang lain
Dengan mata aku melihat berbagai kerusakan di muka bumi yang tak lain dilakukan oleh yang memiliki mata itu juga
Dengan telinga aku mendengar mereka yang menangisi harta,saudara,keluarga,rumah dan berbagai milik yang mereka sayangi di rampas,di rampok,dimusnakan dan di hancurkan oleh meraka yang memiliki telinga yang sama
Dengan mulut aku berteriak, suara hujatan untuk kotoran dan sampah yang selalu keluar dari mulut pabrik produksi “kata” “barang” yang selalu mereka lontarkan lewat mulut yang sama
Hentakan suara itu, Seketika indra yang lain pun merasa terganggu
Memacu untuk terus berfikir dan kemudian bertanya pada hati
“mengapa itu semua bisa terjadi?”
“bukankah mereka memiliku Akal dan Hati yang sama?”
“Lalu mengapa?”
“Untuk apa mereka lakukan semua itu?”
“Demi siapa hingga mereka rela melakukan semua itu?”

Uuuuuhhh.. Jangan tanyakan pada Ku saat ini kawan
Akupun masih bertanya dan mencari jawaban pada diri
Marilah bertanya pada diri masing-masing.
Mungkin aku harus lebih banyak memanfaatkan telinga untuk mendengar apa yang tak biasa aku dengar
Atau lebih teliti menggunakan mata untuk melihat apa yang setiap saat terlintas
Dan membiasakan mulut untuk berpuasa
Biarkan Akal dan pikiran yang menentukan semua itu, untuk sementara Aku Diam

Kita semua memiliki Bekal yang sama fungsinya semenjak lahir
Telah di berikan sebagai karunia
Namun Aku tak bisa lagi mempercayai televis, koran, radio, internet dan ribuah perangkat elektronik lain secara buta
Hampir kesemuanya telah menjadi alat pengontrol pikiran kita untuk memuja konsumerisme
Kemudian untuk mengontrol Raga, dan kesemua aktifitas hidup kita di ubah menjadi patuh dan menyerahkan diri sepenuhnya menjadi budak tanpa sadar
Lalu Sekolah apalagi yang mampu menandingi didikan anak lewat layat Fletron?
Keluarga mana lagi yang akan mendidik anak-anak seperti di Sinetron?
Lingkungan mana lagi yang tidak di jangkauan oleh pancaran Transmisi Telephone?
Bukankah Dunia sudah di kuasai dan di Kontrol?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Isi Komentar anda di Sini